Selasa, 3 Maret 2020 Tema 8 SubTema 1 PB 3 RUMAH BETANG ULUK PALIN (HALAMAN 16)
RUMAH BETANG ULUK PALIN (HALAMAN 16)
Rumah Betang Uluk Palin
Rumah betang (rumah panjang) uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Rumah betang ini berukuran panjang 268 meter, tinggi 5-6 meter, dan memiliki 53 bilik rumah. Menurut data pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga. Tidak diketahui persis pada tahun berapa rumah betang ini pertama kali dibangun. Namun, diperkirakan rumah ini pertama kali didirikan oleh komunitas Tamambaloh Apalin pada tahun 1800-an. Kemudian, rumah betang ini pernah diperbaiki pada 1940-an karena kebakaran. Rumah betang ini juga telah tiga kali berpindah lokasi karena menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau akibat erosi.
Dalam tradisi Dayak, rumah betang—dan hutan—adalah pusat sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan. Seperti jika kita mengucapkan kata “kampung”, “pulang”, “rumah”; rumah betanglah yang diingat oleh masyarakat Dayak. Bagi mereka, rumah betang juga merupakan pemersatu. Di sanalah mereka berkerabat dan bertradisi. Di rumah betanglah tradisi Dayak terpelihara. Rumah betang adalah kekayaan budaya Indonesia.
Namun, pada Sabtu 13 September 2014 malam rumah betang uluk palin terbakar. Tidak ada yang tersisa dari rumah betang yang terpanjang dan tertua di seantero Kalimantan itu. Masyarakat bersedih karena kehilangan tempat tinggal. Lebih dari itu, masyarakat Kalimantan bersedih karena rumah betang uluk palin merupakan cagar budaya yang sangat pen
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama teman-teman kelompokmu.
1. Di mana letak rumah betang uluk palin?
Rumah betang uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
2. Rumah adat suku bangsa manakah itu?
Rumah betang merupakan rumah adat suku bangsa Dayak.
3. Berapa ukuran rumah betang uluk palin?
Rumah betang uluk palin berukuran panjang 268 meter dan tinggi 5-6 meter.
4. Berapa penghuni rumah betang uluk palin?
Pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga.
5. Apa arti penting rumah betang uluk palin bagi masyarakat Dayak?
Bagi masyarakat Dayak, rumah betang uluk palin merupakan bagian terpenting dari kehidupan dan tempat mereka pulang.
6. Apa yang kemudian terjadi pada rumah betang uluk palin?
Rumah betang uluk palin tertimpa musibah kebakaran pada tanggal 13 September 2014 dan tak ada yang tersisa akibat kebakaran itu.
JENIS USAHA DENGAN MENGOLAH SUMBER DAYA ALAM (HALAMAN 26)
Jenis Usaha dengan Mengolah Sumber Daya Alam
Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat melakukan berbagai usaha. Berbagai kegiatan dan jenis usaha yang dilakukan menghasilkan barang dan jasa. Salah satu jenis usaha di masyarakat yaitu mengolah sumber daya alam dari lingkungan.
Kita mengenal berbagai bentuk kegiatan manusia dalam mengolah sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jenis usaha bidang produksi yang bergerak dalam pengolahan sumber daya alam (hewan dan tumbuhan) disebut usaha agraris. Jenis usaha yang termasuk bidang agraris (pertanian dalam arti luas) antara lain persawahan, perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan.
Umumnya, usaha persawahan dan perkebunan dilakukan di daerah perdesaan karena tanahnya masih luas. Namun, sekarang kita dapat melakukan usaha penanaman pada lahan sempit, misalnya dengan cara hidroponik (penanaman dengan media air) atau vertikultur (cara bercocok tanam dengan menempatkan media tanam dalam wadah yang disusun secara vertikal). Tanah pertanian ditanami sayur-mayur, buah-buahan, dan palawija. Lahan pertanian juga dimanfaatkan untuk perkebunan. Tanaman perkebunan di antaranya cengkih, teh, karet, cokelat, tembakau, kopi, dan kelapa sawit.
Usaha di bidang peternakan membutuhkan lahan yang luas. Hewan-hewan yang diternakkan antara lain sapi, kambing, domba, itik, dan ayam. Selain itu, ada juga peternakan ulat sutra. Kepompong ulat sutra dapat menghasilkan
serat bahan baku kain sutra.
Kegiatan pertanian lainnya adalah perikanan. Usaha di bidang perikanan dapat dilakukan di daerah pantai atau bendungan/waduk. Akan tetapi, ada juga usaha perikanan yang memanfaatkan kolam-kolam di lahan persawahan.
Ada pula jenis usaha lain yang memanfaatkan secara langsung sumber daya alam. Jenis usaha ini disebut bidang usaha ekstraktif. Dalam bidang usaha ekstraktif, kita hanya mengambil sumber daya alam tanpa harus mengolahnya terlebih dahulu. Bidang usaha ekstraktif yaitu berburu, pertambangan, dan penebangan hutan.
Amatilah aktivitas penduduk sekitarmu yang memanfaatkan sumber daya alam. Lakukan bersama kelompokmu.
Buatlah laporan dengan contoh berikut:
Ternyata banyak sekali keragaman sosial di lingkunganku dari jenis-jenis usaha masyarakatnya. Ada yang mennam sayur di tanah pekarangan yang hasilnya untuk dimakan dan juga bisa di jual. Di sekitar lingkunganku juga ada yang memelihara hewan ternak untuk diambil daging dan susunya. Ada juga warga yang membuat tambak udang yang hasilnya bisa dikonsumsi atau juga bisa dijual. Ada juga yang menanam padi di sawah. Mereka menghasilkan beras yang jadi makanan pokok masyarakat sekitar. Selain itu ada juga yang menebang hutan untuk diambil kayunya sebagai bahan bangunan. Keragaman sosial di lingkunganku semakin membuat masyarakt semakin menghargai perbedaan yang ada.
Buatlah laporan dengan contoh berikut:
Ternyata banyak sekali keragaman sosial di lingkunganku dari jenis-jenis usaha masyarakatnya. Ada yang mennam sayur di tanah pekarangan yang hasilnya untuk dimakan dan juga bisa di jual. Di sekitar lingkunganku juga ada yang memelihara hewan ternak untuk diambil daging dan susunya. Ada juga warga yang membuat tambak udang yang hasilnya bisa dikonsumsi atau juga bisa dijual. Ada juga yang menanam padi di sawah. Mereka menghasilkan beras yang jadi makanan pokok masyarakat sekitar. Selain itu ada juga yang menebang hutan untuk diambil kayunya sebagai bahan bangunan. Keragaman sosial di lingkunganku semakin membuat masyarakt semakin menghargai perbedaan yang ada.
NAMA LAGU DAERAH DI INDONESIA
Provinsi
|
Lagu Daerah
|
NAD
|
Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Seulanga, Sepakat Segenap
|
Sumut
|
Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Tapian Nauli
|
Sumbar
|
Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Indang Sungai Garinggiang, Rang Talu
|
Riau
|
Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo Cempako, Lancang kuning, Langgam Melayu, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap Durhaka, Kutang Barendo
|
Kepri
|
Pak Ngah Balek
|
Jambi
|
Batanghari, Soleram, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
|
Sumsel
|
Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai
|
Babel
|
Yak Miak, Icak-icak Dek Tau
|
Bengkulu
|
Lalan Belek, Sungai Suci dan Umang-umang
|
Lampung
|
Ad-adi Laun Lambar, Lipang Lipandang, Sang Bumi Ghuwa Jughai, Putra Saburai, Bumi Lampung, Adat Lampung, Lampung Sai Agung
|
Jakarta
|
Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang Bulan, Keroncong Kemayoran, Ondel Ondel, Ronggeng, dan Sirih Kuning, Wak-wak Gung, Sayur Asem
|
Banten
|
Dayung Sampan, Ibu, dan Jereh Bu Guru.
|
Jabar
|
Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, Tokecang, Sintren
|
Jateng
|
Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jaranan, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang,
|
DIY
|
Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah.
|
Jatim
|
Keraban Sape, Jamuran, Kidang Talun, Lindri, Tanduk Majeng. Cublak-Cublak Suweng, Gai Bintang, Kembang Malathe, Padhang Wulan
|
Bali
|
Mejangeran, Ratu Anom, Dewa ayu, Janger, Macepet Cepetan, Meyong-Meyong, Ngusak Asik, dan Puteri Ayu
|
NTB
|
Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana, Tutu Koda
|
NTT
|
Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Desaku, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa, Orere, O Nina NoiLereng Wutun
|
Kalbar
|
Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran, Alon-Alon.
|
Kalteng
|
Kalayar, Naluya, Palu Lempong Popi dan Tumpi Wayu
|
Kalsel
|
Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat.
|
Kaltim
|
Indung-Indung.
|
Sulut
|
Esa Mokan, Gadis Taruna, Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Sitara Tillo, Tahanusangkara dan Tan Mahurang
|
Sulbar
|
Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
|
Sulteng
|
Tondok Kadadingku, Tope Gugu
|
Sultra
|
Peia Tawa-Tawa dan Tana Wolio
|
G'talo
|
Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi, Binde Biluhuta dan Dabu-Dabu
|
Sulsel
|
Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong, Ammac Ciang, Anak Kukang, Ati Raja, Batti’batti, Ganrang
|
Maluku
|
Ambon Manise, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Kakatua, Burung Tantina, Goro-Goro Ne, Gunung Salahatu, Hela Rotan, Huhatee, Lembe-lembe, Mande-mande, Naik-Naik Ke Puncak Gunung, Nona Manis Siapa Yang Punya, O Ulate, Ole Sioh, Rasa Sayange, Sarinande, Saule, Sayang Kene, Tanase dan Waktu Hujan Sore-sore.
|
Malut
|
Yon Batane, Leng Kali Leng, Togal
|
Papua
|
Apuse, Yamko Rambe Yamko, Sajojo
|
Papua Barat
|
Mambo Simbo, Wesupe, Rasine Ma Rasine, Diru Diru Nina
|
Kalimantan Utara
|
Bebalen, Pinang Sedawar, dan Tuyang
|
Terimakasih bu Marni
BalasHapus